Tugas 2 Kasus Terapi PsikoanalisisContoh kasus berikut adalah salah satu contoh kasus yang diambil dari buku Corey (2013) yang berjudul Case approach to counseling and psychotherapy.Nama: Ruth (disamarkan)Usia: 39Jenis Kelamin: PerempuanRas: KaukasianStatus Perkawinan: menikahSatus Sosialekonomi: Kelas MenengahTampilan:Menggunakan gaun, berat badan berlebih, gelisah dengan pakaiannya terus-menerus, menghindari kontak mata, dan berbicara dengan cepat.Situasi tempat tinggal:Baru saja lulus dari perguruan tinggi, tinggal bersama suaminya (John, 45 tahun) dan anak-anaknya (Rob, 19 tahun; Jennifer, 18 tahun; Susan, 17 tahun; dan Adam, 16 tahun).Klien melaporkan ketidakpuasan yang mendalam. Ia mengatakan hidupnya lancar dan dapat diprediksi, dan dia merasakan kepanikan saat mencapai usia 39 tahun, lalu bertanya-tanya ke mana saja tahun yang sudah berlalu. Selama 2 tahun ia telah bermasalah dengan berbagai keluhan psikosomatik termasuk gangguan tidur, kecemasan, pusing, jantung berdebar-debar, dan sakit kepala. Ketika itu ia mendorong dirinya untuk meninggalkan rumah. Klien mengeluhkan juga bahwa ia mudah sekali menangis karena hal yang sederhana, sering merasa tertekan, dan memiliki masalah berat badan.Dr. Corey melakukan diagnosa dari DSM-IV-TR untuk melihat kategori yang sesuai dengan kasus Ruth. Adjusment Disorder: fitur utama dari gangguan penyesuaian diri adalah perkembangan simptom emosional dan perlaku yang signifikan secara klinis dalam merespon tekanan/stress psikososial.. beberapa stresor mungkin dimulai saat sekolah, menjadi orang tua, memiliki anak yang meninggalkan rumah, atau  gagal mencapai tujuan dalam pendidikan atau karir. Ada beberapa dasar pada Ruth yang didiagnosis gangguan penyesuaian, mungkin dengan kecemasan . Ruth mengalami beberapa krisis selama perkembangan. Sejumlah stressor yang dihasilkan seperti kegelisahan, khawatir, dan ketakutan pemisahan dari dalam hidupnya. Ruth juga bisa diklasifikasi sebagai "adjustment disorder unspecified "  gejala seperti keluhan fisik, penarikan sosial, atau pekerjaan atau inhibisi akademik.Panic DisorderIndividu yang memiliki serangan panik yang tak terduga biasanya menggambarkan ketakutan mereka dengan intens dan melaporkan bahwa mereka merasa seolah-olah mereka akan mati, kehilangan kontrol, atau memiliki serangan jantung. Secara umum, Ruth menyajikan bukti gangguan kecemasan; pola gejalanya memenuhi kriteria diagnostik untuk serangan panik: palpitasi jantung, berkeringat, sesak napas, pusing, gemetar, berkeringat dingin, takut mati, dan takut kehilangan kontrol atau “gila”.Disorder DysthymicFitur penting dari gangguan Dysthymic adalah depresi kronis, yang terjadi pada sebagian besar hari-harinya minimal 2 tahun. Individu dengan gangguan seperti ini sering menggambarkan kondisi mereka sebagai perasaan "turun dalam kesedihan." Ketika orang mengalami perasaan depresi, mereka sering menunjukkan beberapa gejala berikut: makan berlebihan, insomnia, energi yang rendah atau kelelahan, rendah diri, kesulitan membuat keputusan, dan perasaan putus asa. Kadang-kadang, kritis terhadap diri sendiri dan melihat diri mereka tidak menarik atau tidak mampu. Ruth tampaknya mirip denga gambaran ini. Dia merasa depresi jangka panjang, yang merupakan bagian dari karakternya tapi tidak cukup parah dibandingkan dengan depresi berat. Dia juga memanifestasikan kepribadian ciri-ciri bahwa ia secara konsisten menempatkan kebutuhan orang lain di atas dirinya sendiri danmemiliki harga diri yang rendah. Dia menunjukkan sejumlah keluhan fisik tetapi tidak menunjukkan adanya penyakit fisi yang serius yang memerlukan operasi atau intervensi medis berat lainnya.Gangguan identitasPola Ruth sama dengan sindrom masalah identitas. Itu fitur utama dari klasifikasi ini mencakup ketidakpastian tentang tujuan jangka panjang, pilihan karir, pola persahabatan, orientasi dan perilaku seksual, moral dan nilai-nilai agama, serta loyalitas kelompok. Klien yang mengalaminya menanggapi ketidakpastian mereka dengan kecemasan dan depresi dan dispenuhi dengan rasa percaya diri. Orang-orang seperti ini meragukan dirinya dalam situasi sehari-hari. Salah satu yang paling pertanyaan umum yang diajukan oleh orang dengan gangguan identitas adalah " Siapakah aku ? "Terapi yang dilakukan Corey:Asosiasi Bebas Asosiasi bebas adalah teknik utama dalam psikoanalisis dan adalah "basic rule" yang diberikan kepada klien. Sebagai psikoterapis analitik, Corey menginstruksikan klien untuk mengatakan apa pun yang datang ke dalam pikiran mereka tanpa sensor dan tanpa mengarahkan kata-kata mereka terhadap masalah atau topik tertentu. Bahan yang diperoleh dari asosiasi bebas ini memberikan petunjuk untuk konflik bawah sadar klien. Corey mengajukan pertanyaan berdasarkan petunjuk untuk membawa pikiran bawah sadar, perasaan, dan sikap dalam kesadaran. Teknik ini merupakan bentuk dialektika Socrates, di mana pertanyaan memunculkan kebenaran psikologis yang orang ditanyakan tidak menyadari. Dalam terapi Corey dengan Ruth ditekankan teknik asosiasi bebas pada waktu tertentu. Namun, mereka memiliki banyak interaksi verbal lainnya, bahkan di fase awal terapi. Corey sering menginstruksikan Ruth untuk mengekspresikan asosiasi mimpinya, untuk unsur-unsur hidupnya saat ini, dan untuk kenangan masa lalunya, terutama kenangan baru peristiwa masa kecil yang muncul dalam treatmen.Mimpi, Gejala, Jokes, dan Slips mimpiMimpi, Gejala, Jokes, dan Slips mimpi dianggap sebagai "royal road" ke alam bawah sadar, dan Corey mendorong Ruth melaporkan mimpinya dan mengasosiasikannya. Corey mengkonsepkan masing-masing mimpi memiliki dua tingkat yang berarti, isi manifestasi dan makna laten. analisis teori mendalilkan bahwa setiap mimpi adalah pesan berkode dari alam bawah sadar, pesan yang dapat diartikan sehingga untuk memahami keinginan bawah sadar yang memprakarsai mimpi dan sifat represi yang memaksa keinginan harus berpengalaman hanya dalam bentuk terselubung. Hipotesis tentang makna laten simbol mimpi bisa berasal dari teori, tetapi interpretasi yang sebenarnya dari unsur mimpinya berdasarkan asosiasi untuk simbol mimpinya. Selain mimpi, makna tersembunyi yang melekat dalam analisis gejala Ruth. Ruth menunjukkan gejala, manifestasi resistensi, kenangan, dan kesalahan spontan (slip lidah) yang merupakan petunjuk dinamika yang mendasarinya. The permainan kata yang terlibat dalam slip lidah bermakna, bisa saja lelucon disengaja ataupun dibuat atau muncul kembali oleh Ruth dalam sebuah sesi.
 
 
 
Psikoterapi Tugas 1I.                    Pengertian Psikoterapi            Psikoterapi merupakan salah satu keterampilan dasar yang perlu dimiliki oleh seorang psikiater. Psikoterapi adalah kata yang meliputi setiap jenis terapi untuk pikiran, bukan untuk bagian tubuh yang lain. Tetapi, ketika sebagian orang mengucapkan  kata itu, biasaya yang mereka maksud adallah terapi yang digunakan oleh para psikiatris dan psikolog, bukan hal-hal yang lebih bersifat alternatif seperti misalnya terapi tertawa atau terapi musik.-          Tujuan PsikoterapiMenurut Ivey (dalam Gunarsa) tahun 1987 mengatakan  Tujuan psikoterapi adalah membuat sesuatu yang tidak saadar menjadi suatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakuka terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama. Di sisi lain Corey (dalam Gunarsa) tahun 1991, menjelaskan tujuan psikoterapi dengan pendekatan analisis adalah untuk membantu klien dalam menghidupkan kebali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual. Sedangkan menurut Guze, Richeimer dan Siegel (1997) menyebutkan psikoterapi sebagai berikut:1.      Perawatan akut (intervensi krisis dan stabilisasi)2.      Rehabilitasi (memperbaiki gangguan perilaku berat)3.      Pemeliharaan (pencegahan keadaan memburuk jangka panjang)4.      Restrukturisasi  eningkatkan perubahan yang terus-menerus pada klien)-           Unsur-unsur PsikoterapiMenurut Masserman (dalam Guze, Richeimer dan Siegel) ada tujuh “parameter pengaruh” yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi, yaitu:0. Peran sosial (martabat) psikoterapis0. Hubungan (persekutuan terapeutik)0. Hak0. Retrospreksi0. Re-edukasi0. Rehabilitasi0. Resosialisasi dan rekapitulasiUnsur-unsur psikoterapeutik dapat dipilih untuk masing-masing pasien dan dimodifikasi dengan berlanjutnya terapi.-          Perbedaan antara Psikoterapi dan KonselingBrammer & Shostrom (dalam) mengemukakan bahwa konseling ditandai oleh adanya terminologi seperti: “educational, voational, supportive, situational, problem solving, conscious awareness, normal, present-time dan  short-term”. Sedangkan psikoterapi ditandai oleh: “supportive [dalam keadaan krisis], reconstructive, depth emphasis, analytical, focus on the past, neurotics and other severe emotional problems and long term”. Di sisi lain Pallone dan Patterson (dalam Gunarsa) membedaka Konseling dan Psikoterapi sbb:Konseling untukPsikoterapi untuk1.      Klien1.      Pasien2.      Gangguan yang kurang serius2. Gangguan yang serius3.      Masalah: jabatan, pendidikan3. Masalah kepribadian & pengambilan        keputusan4.      Berhubungan dengan pencegahan4. Berhubungan dengan penyembuhan5.      Lingkungan pendidikan dan nonmedis5. Lingkungan medis6.      Berhubungan dengan kesadaran6. Berhubungan dengan ketidak sadaran7.      Metode pendidikan7. Metode penyembuhan-          Pendekatan Psikoterapi Terhadap Mental nessPendekatan psikoterapi terhadap mental illness menurut J.P. Chaplin, yaitu:1.      BiologicalMeliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.2.      PsychologicalMeliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional penuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.3.      SosiologicalMeliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatarbelakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.4.      PhilosophicKepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghagai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaanII. Terapi Psikoanalisis- Konsep Dasar Teori Psikoanalisis tentang Kepribadian1.      KESADARANSigmund Freud mengemukakan bahwa kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak-sadar (unconscious). Topografi atau peta kesadaran ini dipakai untuk mendiskripsi unsur cermati (awareness) dalan setiap event mental seperti berfikir dan berfantasi. Sampai dengan tahun 1920an, teori tentang konflik kejiwaan hanya melibatkan ketiga unsur kesadaran itu.Baru pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural yang lain, yakni id, ego, dan superego. Struktur baru ini tidak mengganti struktur lama, tetapi melengkapi/menyempurnakan gambaran mental terutama dalam fungsi atau tujuannya (lihat representasi grafik struktur kepribadian pada Gambar 1. Enam elemen pendukung struktur kepribadian itu adalah sebagai berikut:a)      Sadar (Conscious)Tingkat kesadaran yang berisi semua hal yang kita cermati pada saat tertentu. Menurut Freud, hanya sebagian kecil saja Bari kehidupan mental (fikiran, persepsi, perasaan dan ingatan) yang masuk kekesadaran (consciousness). Isi daerah sadar itu merupakan basil proses penyaringan yang diatur oleh stimulus atau cue-eksternal.b)      Prasadar (Preconscious)Disebut juga ingatan siap (available memory), yakni tingkat kesadaran yang menjadi jembatan antara sadar dan taksadar. Isi preconscious berasal dari conscious dan clan unconscious. Pengalaman yang ditinggal oleh perhatian, semula disadari tetapi kemudian tidak lagi dicermati, akan ditekan pindah ke daerah prasadar. Di sisi lain, isi-materi daerah tak sadar dapat muncul ke daerah prasadar. Kalau sensor sadar menangkap bahaya yang bisa timbul akibat kemunculan materi tak sadar materi itu akan ditekan kembali ke ketidaksadaran. Materi taksadar yang sudah berada di daerah prasadar itu bisa muncul kesadaran dalam bentuk simbolik, seperti mimpi, lamunan, salah ucap, dan mekanisme pertahanan diri.c)      Tak Sadar (Unconscious)Tak sadar adalah bagian yang paling dalam dari struktur kesadaran dan menurut Freud merupakan bagian terpenting dari jiwa manusia. Secara khusus Freud membuktikan bahwa ketidaksadaran bukanlah abstraksi hipotetik tetapi itu adalah kenyataan empirikKetidaksadaran itu berisi insting, impuls dan drives yang dibawa dari lahir, dan pengalaman-pengalaman traumatik (biasanya pada masa anak-anak) yang ditekan oleh kesadaran dipindah ke daerah taksadar. Isi atau materi ketidaksadaran itu memiliki kecenderungan kuat untuk bertahan terus dalam ketidaksadaran, pengaruhnya dalam mengatur tingkahlaku sangat kuat namun tetap tidak disadari.2.      STRUKTUR KEPRIBADIANSigmund Freud mengemukakan tiga struktur spesifik kepribadian yaitu Id, Ego dan Superego. Ketiga struktur tersebut diyakininya terbentuk secara mendasar pada usia tujuh tahun. Struktur ini dapat ditampilkan secara diagramatik dalam kaitannya dengan aksesibilitas bagi kesadaran atau jangkauan kesadaran individu. Id merupakan libido murni atau energi psikis yang bersifat irasional. Id merupakan sebuah keinginan yang dituntun oleh prinsip kenikmatan dan berusaha untuk memuaskan kebutuhan ini.3.      PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUALTahap Perkembangan Psikoseksual Sigmund Freud  adalah salah satu teori yang paling terkenal, akan tetapi juga salah satu teori yang paling kontroversial. Freud percaya kepribadian yang berkembang melalui serangkaian tahapan masa kanak-kanak di mana mencari kesenangan-energi dari id menjadi fokus pada area sensitif seksual tertentu. Energi psikoseksual, atau libido , digambarkan sebagai kekuatan pendorong di belakang perilaku.Menurut Sigmund Freud, kepribadian sebagian besar dibentuk oleh usia lima tahun. Awal perkembangan berpengaruh besar dalam pembentukan kepribadian dan terus mempengaruhi perilaku di kemudian hari.·         Fase OralPada tahap oral, sumber utama bayi interaksi terjadi melalui mulut, sehingga perakaran dan refleks mengisap adalah sangat penting.·         Fase AnalPada tahap anal, Freud percaya bahwa fokus utama dari libido adalah pada pengendalian kandung kemih dan buang air besar. Konflik utama pada tahap ini adalah pelatihan toilet – anak harus belajar untuk mengendalikan kebutuhan tubuhnya.·         Fase PhalicPada tahap phallic , fokus utama dari libido adalah pada alat kelamin. Anak-anak juga menemukan perbedaan antara pria dan wanita. Freud juga percaya bahwa anak laki-laki mulai melihat ayah mereka sebagai saingan untuk ibu kasih sayang itu. Kompleks Oedipusmenggambarkan perasaan ini ingin memiliki ibu dan keinginan untuk menggantikan ayah.Namun, anak juga kekhawatiran bahwa ia akan dihukum oleh ayah untuk perasaan ini, takut Freud disebut pengebirian kecemasan. Istilah Electra kompleks telah digunakan untuk menggambarkan satu set sama perasaan yang dialami oleh gadis-gadis muda.·         Fase LatentPeriode laten adalah saat eksplorasi di mana energi seksual tetap ada, tetapi diarahkan ke daerah lain seperti pengejaran intelektual dan interaksi sosial. Tahap ini sangat penting dalam pengembangan keterampilan sosial dan komunikasi dan kepercayaan diri. Freud menggambarkan fase latens sebagai salah satu yang relatif stabil. Tidak ada organisasi baru seksualitas berkembang, dan dia tidak membayar banyak perhatian untuk itu. Untuk alasan ini, fase ini tidak selalu disebutkan dalam deskripsi teori sebagai salah satu tahap, tetapi sebagai suatu periode terpisah.·         Fase GenitalPada tahap akhir perkembangan psikoseksual, individu mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan jenis. Dimana dalam tahap-tahap awal fokus hanya pada kebutuhan individu, kepentingan kesejahteraan orang lain tumbuh selama tahap ini. Jika tahap lainnya telah selesai dengan sukses, individu sekarang harus seimbang, hangat dan peduli. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menetapkan keseimbangan antara berbagai bidang kehidupan.4.      MEKANISME PERTAHANAN EGO1.      Represi (Repression): Bentuk pertahanan ego dengan menyingkirkan pikiran-pikiran atau ingatan-ingatan yang tidak diinginkan. Ia akan sengaja melupakan kenanganatau pikiran yang tidak menyenangkan atau tidak sesuai dengan keinginannya.2.      Kompensasi: Yaitu dengancara menutupi kelemahan dalam dirinya dengan menonjol-nonjolkan sifat lain, lalu dicari kepuasans ecara berlebihan dalam bidang lain tersebut.3.      Konversi (Convertion): Adalah mekanisme konflik emosional yang diekspresikan keluar. Misal :Seseorang yang sedang stress menjadi marah-marah, teriak-teriak, atau berolah raga.4.      Penyangkalanatau Denial: Mekanisme dimana seseorang menghindari kenyataan dan secara sadar menyangkal adanya kenyataan tersebut. Ia menyangkal realita yang dapat menimbulkan rasa sakit, malu, ataucemas.5.      Pemindahan (Displacement): Dimana emosi-emosi yang terjadi pada dirinya DILAMPIASKAN ke objek-objek atau orang lain. 6.      Disosiasi: Dengan cara memutuskan atau mengubah beban emosi dalam dirinya.7.      Identifikasi: dimana seseorang mempertinggi harga dirinya dengan mempolakan dirinya serupa dengan orang lain (biasanya seorang idola atau figur).8.      Proyeksi: yaitu seseorang yang melindungi dirinya dari tabiat-tabiat, sikap, dan karakternya sendiri, atau pun perasaannya dengan melemparkan atau menyalahkannya ke orang lain.9.      Rasionalisasi: seseorang yang mencarialasan-alasan yang dibenarkanataudapatditerimaolehnormamaupun orang lain terhadaptindakannyaataupikirannya. 10.  PembentukanReaksi: proses dimana mengambil objek kedalam struktur egonya sendiri agar tidak menuruti keinginannya yang jelek dan diambil sikap yang sebaliknya. 11.  Regresi: adalah keadaan seseorang yang kembali ketingkat awal menjadi kurang matang dan kurang adaptif.12.  Sublimasi: yaitu kehendak-kehendak atau pikiran-pikiran atau tindakan-tindakan asadar yang tidak dapat diterima oleh lingkungan atau masyarakat disalurkan menjadia ktifitas yang memiliki nilai sosial yang tinggi.  - Unsur-unsur terapi psikoanalisis1.      Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Psikodinamik menurut Ivey, et al (1987) adalah : membuat sesuatu yang  tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama.2.      Tujuan psikoterapi dengan pendekatam psikoanalisis menurut Corey (1991) dirumuslan sebagai : membuat sesuatu yag tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupakan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual.3.      Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Rogerian, terpusat pada peribadi, menurut Ivey, et al (1987) adalah : untuk memberikan jalan terhadap potensi yang dimiliki seseorang menemukan sendiri arahnya secara wajar dan menemukan dirinya sendiri yang nyata atau yang ideal dan mengeksplorasi emosi yang majemuk serta memberi jalan bagi pertumbuhan dirinya yang unik.- Teknik-teknik terapi psikoanalisis1.      Asosiasi BebasAsosiasi Bebas merupakan teknik utama dalam psikoanalisis. Terapis meminta klien agar membersihkan pikirannya dari pikiran-pikiran dan renungan-renungan sehari-hari, serta sedapat mungkin mengatakan apa saja yang muncul dan melintas dalam pikiran. Cara yang khas adalah dengan mempersilakan klien berbaring di atas balai-balai, sementara terapis duduk dibelakangnya sehingga tidak mengalihkan perhatian klien pada saat-saat asosiasinya mengalir dengan bebas.Asosiasi bebas merupakan suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lampau dan pelepasan emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatis masa lalu, yang kemudian dikenal dengan katarsis. Kartarsis hanya menghasilkan perbedaan sementara atas pengalaman-pengalaman menyakitkan pada klien, tetapi tidak memainkan peran utama dalam proses treatment (Corey, 1995).2.      Penafsiran (Interpretasi)Penafsiran merupakan prosedur dasar di dalam menganalisis asosiasi bebas, mimpi-mimpi, resistensi, dan transferensi. Caranya adalah dengan tindakan-tindakan terapis untuk menyatakan, menerangkan dan mengajarkan klirn makna-makna tingkah laku apa yang dimanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, resistensi, dan hubungan terapeutik itu sendiri. Fungsi dari penafsiran ini adalah mendorong ego untuk mengasimilasi bahan-bahan baru dan mempercepat proses pengungkapan alam bawah sadar secara lebih lanjud. Penafsiran yang diberikan oleh terapis menyebabkan adanya pemahaman dan tidak terhalanginya alam bawah sadar pada diri klien. (Corey, 1995).3.      Analisis MimpiAnalisis Mimpi adalah prosedur atau cara yang penting untuk mengungkap alam bawah sadar dan memberikan kepada klien pemahaman atas beberapa area masalah yang tidak terselesaikan. Selama tidur, pertahanan-pertahanan melemah, sehingga perasaan-perasaan yang direpres akan muncul kepermukaan, meski dalam bentuk lain. Freud memandang bahwa mimpi merupakan “jalan istimewa menuju ketidaksadaran”, karena melalui mimpi tersebut hasrat-hasrat, kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan tak sadar dapat diungkapkan. Beberapa motivasi sangat tidak dapat diterima oleh seseorang, sehingga akhirnya diungkapkan dalam bentuk yang disamarkan atau disimbolkan dalam bentuk yang berbeda.Mimpi memiliki dua taraf, yaitu isi laten dan isi manifes. Isi laten terdiri atas motif-motif yang disamarkan, tersembunyi, simbolik, dan tidak disadari. Karena begitu menyakitkan dan mengancam, maka dorongan-dorongan seksual dan perilaku agresif tak sadar (yang merupakan isi laten) ditransformasikan ke dalam isi manifes yang lebih dapat diterima, yaitu impian yang tampil pada si pemimpi sebagaimana adanya. Sementara tugas terapis adalah mengungkapkan makna-makna yang disamarkan dengan mempelajari simbol-simbol yang terdapat dalam isi manifes. Di dalam proses terapi, terapis juga dapat meminta klien untuk mengasosiasikan secara bebas sejumlah aspek isi manifes impian untuk mengungkapkan makna-makna yang terselubung (Corey, 1995).4.      ResistesiResistensi adalah sesuatu yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan yang tidak disadari. Selama asosiasi bebas dan analisis mimpi, klien dapat menunjukkan ketidaksediaan untuk menghubungkan pikiran, perasaan, dan pengalaman tertentu. Freud memandang bahwa resistensi dianggap sebagai dinamika tak sadar yang digunakan oleh klien sebagai pertahanan terhadap kecemasan yang tidak bisa dibiarkan, yang akan meningkat jika klien menjadi sadar atas dorongan atau perasaan yang direpres tersebut. Dalam proses terapi, resistensi bukanlah sesuatu yang harus diatasi, karena merupakan perwujudan dari pertahanan klien yang biasanya dilakukan sehari-hari. Resistensi ini dapat dilihat sebagai sarana untuk bertahan klien terhadap kecemasan, meski sebenarnya menghambat kemampuannya untuk menghadapi hidup yang lebih memuaskan (Corey, 1995).5.      TransferensiResistensi dan Transferensi merupakan dua hal inti dalam terapi psikoanalisis. Transferensi dalam keadaan normal adalah pemindahan emosi dari satu objek ke objek lainnya, atau secara lebih khusus pemindahan emosi dari orangtua kepada terapis. Dalam keadaan neurosis, merupakan pemuasan libido klien yang diperoleh melalui mekanisme pengganti atau lewat kasih sayang yang melekat dan kasih sayang pengganti. Seperti ketika klien menjadi lekat dan jatuh cinta pada terapis sebagai pemindahan dari orangtuanya (Chaplin, 1995). Transferensi mengejawantah ketika dalam proses terapi “urusan yang tidak selesai” (unfinished business) masa lalu klien dengan orang-orang yang dianggap berpengaruh menyebabkan klien mendistorsi dan bereaksi terhadap terapis sebagaimana dia bereaksi terhadap ayah/ibunya. Dalam hubungannya dengan terapis, klien mengalami kembali perasaan menolak dan membenci sebagaimana yang dulu dirasakan kepada orangtuanya. Tugas terapis adalah membangkitkan neurosis transferensi klien dengan kenetralan, objektivitas, keanoniman dan kepasifan yang relatif. Dengan cara ini, maka diharapkan klien dapat menghidupkan kembali masa lampaunya dalam terapi dan memungkinan klien mampu memperoleh pemahaman dan sifat-sifat dari fiksasi-fiksasi, konflik-konflik atau deprivasi-deprivasinya, serta mengatakan kepada klien suatu pemahaman mengenai pengaruh masa lalu terhadap kehidupannya saat ini (Corey, 1995)III.           Terapi Humanistik-          Konsep Dasar Pandangan Humanistik tentang KepribadianBanyak sekali teori yang mengemukakan tentang kepribadian, akan tetapi dalam pembahasan makalah ini hanya akan membahas mengenai teori kepribadian Humanistic, Maslow, Dan Kelly. Dalam pandangan Humanistik, manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka. Aliran Humanistik menyumbangkan arah yang positif dan optimis bagi pengembangan potensi manusia, disebut sebagai yang mengembalikan hakikat psikologi sebagai ilmu tentang manusia. Maslow menekankan bahwa individu merupakan kesatuan yang terpadu dan terorganisasi. Kelly meyakini bahwa tidak ada kebenaran yang objektif dan kebenaran yang mutlak absolut.Teori humanistik berkembang sejak tahun 1950-an sebagai teori yang menentang teori-teori psikoanalisis dan behavioristik. Serangan humanistik terhadap dua teori ini, adalah bahwa kedua-duanya bersifat “dehumanizing” (melecehkan nilai-nilai manusia). Teori freud di kritik, karena memandang tingkah laku manusia didominasi atau ditentukan oleh dorongan yang bersifat primitif, dan animalistik (hewani). Sementara behavioristik dikritik, karena teori ini terlalu asyik denagn penelitiannya terhadap binatang, dan memganalisis kepribadian secara pragmentaris. Kedua teori ini dikritik, karena memandang manusia sebagai bidak atau pion yang tak berdya dikontrol oleh lingkungan dan masa lalu, dan sedikit sekali kemampuan untuk mengarahkan diri.Teori humanistik dipandang sebagai “third force” (kekuatan ketiga) dalam psikologi, dan merupakan alternatif dari kedua kekuatan yang dewasa ini dominan (psikoanlisis dan behavioristik). Kekuatan ketiga ini disebut humanistik karena memiliki minat yang eksklusif terhadap tingkah laku manusia. Humanistik dapat diartikan sebagai “Orientasi eoritis yang menekankan kualitas manusia yang unik, khususnya terkait dengan free will (kemauan bebas) dan potensi untuk mengembangkan dirinya.- Unsur-Unsur Terapi1. Munculnya GangguanModel humanistik kepribadian, psikopatologi, dan psikoterapi awalnya menarik sebagian besar konsep-konsep dari filsafat eksistensial, menekankan kebebasan bawaan manusia untuk memilih, bertanggung jawab atas pilihan mereka, dan hidup sangat banyak pada saat ini. Hidup sehat di sini dan sekarang menghadapkan kita dengan realitas eksistensial menjadi, kebebasan, tanggung jawab, dan pilihan, serta merenungkan eksistensi yang pada gilirannya memaksa kita untuk menghadapi kemungkinan pernah hadir ketiadaan. Pencarian makna dalam kehidupan masing-masing individu adalah tujuan utama dan aspirasi tertinggi. Pendekatan humanistik kontemporer psikoterapi berasal dari tiga sekolah pemikiran yang muncul pada 1950-an, eksistensial, Gestalt, dan klien berpusat terapi.2. Tujuan TerapiPada dasarnya, tujuan terapi eksistensial adalah:a) Meluaskan kesadaran diri klien.b) Meningkatkan kesanggupan pilihannya.3. Peran TerapisMenurut Buhler dan Allen, para ahli psikoterapi Humanistik memiliki orientasi bersama yang mencakup hal-hal berikut :ü Mengakui pentingnya pendekatan dari pribadi ke pribadiü Menyadari peran dan tanggung jawab terapisü Mengakui sifat timbale balik dari hubungan terapeutik.ü Berorientasi pada pertumbuhanü Menekankan keharusan terapis terlibat dengan klien sebagai suatu pribadi yang menyeluruh.ü Mengakui bahwa putusan-putusan dan pilihan-pilihan akhir terletak di tangan klien.ü Memandang terapis sebagai model, bisa secara implicit menunjukkan kepada klien potensi bagi tindakan kreatif dan positif.ü Mengakui kebebasan klien untuk mengungkapkan pandagan dan untuk mengembangkan tujuan-tujuan dan nilainya sendiri.ü Bekerja kea rah mengurangi kebergantungan klien serta meningkatkan kebebasan klien.- Teknik-teknik terapi HumanistikKedudukan teknik adalah nomor dua dalam hal menciptakan hubungan yang akan bisa membuat konselor bisa secara efektif menantang dan memahami klien. Teknik-teknik yang digunakan dalam konseling eksistensial-humanistik, yaitu:1. Penerimaan2. Rasa hormat3. Memahami4. Menentramkan5. Memberi dorongan6. Pertanyaan terbatas7. Memantulkan pernyataan dan perasaan klien8. Menunjukan sikap yang mencerminkan ikut mersakan apa yang dirasakan klien9. Bersikap mengijinkan untuk apa saja yang bermakna.IV. Person Centered Therapy (ROGERS)- Konsep Dasar Pandangan Rogers tentang Kepribadian1.      PengalamanPengalaman mengacu pada dunia pribadi individu. Setiap saat, sebagian dari hal ini terkait akan kesadaran. Misalnya, kita merasakan tekanan pena terhadap jari – jari kita seperti yang kita tulis. Beberapa mungkin sulit untuk membawa ke dalam kesadaran, seperti ide, “Aku orang yang agresif”. Sementara kesadaran masyarakat yang sebenarnya dari total lapangan pengalaman mereka mungkin terbatas, setiap individu adalah satu – satunya yang bisa tahu itu seluruhnya.2.      RealitasUntuk tujuan psikologis, realitas pada dasarnya adalah dunia pribadi dari persepsi individu, meskipun untuk tujuan sosial realitas terdiri dari orang – orang yang memiliki persepsi tingkat tinggi kesamaan antara berbagai individu. Dua orang akan setuju pada kenyataan bahwa orang tertentu adalah politisi. Satu melihat dirinya sebagai seorang wanita baik yang ingin membantu orang dan berdasarkan kenyataan orang menilai untuk dirinya. Kenyataannya orang lain adalah bahwa politisi menyisihkan uang untuk rakyat dalam memiliki tujuan untuk memenangi hati dari rakyat. Oleh karena itu orang ini memberi suara padanya (wanita). Dalam terapi, di sebut sebagai merubah perasaan dan merubah persepsi.3.      Organisme Bereaksi sebagai Terorganisir yang utuhSeseorang mungkin lapar, tetapi karena harus menyelesaikan laporan. Maka, orang tersebut akan melewatkan makan siang. Dalam psikoterapi, klien sering menjadi lebih jelas tentang apa yang lebih penting bagi mereka. Sehingga perubahan perilaku di arahkan dalam tujuan untuk di klasifikasikan. Seorang politisi dapat memutuskan untuk tidak mrncalonkan diri untuk mendapatkan jabatan karena ia memutuskan bahwa kehidupan keluarganya lebih penting dari pada mencalonkan diri sebagai pejabat.4.      Organisme mengaktualisasi kecenderungan (The Organism Actualizing Tendency)Ini adalah prinsip utama dalam tulisan – tulisan dari Kurt Goldstein, Hobart Mowrer, Harry Stack Sullivan, Karen Horney, dan Andras Angyai. Untuk nama hanya beberapa. Perjuangan untuk mengajarkan anak dalam belajar jalan adalah sebuah contoh. Ini adalah keyakinan Rogers dan keyakinan sebagaian besar teori kepribadian yang lain. Di beri pilihan bebas dan tidak adanya kekuatan eksternal. Individu lebih memilih untuk menjadi sehat daripada sakit, untuk menjadi independen dari pada bergantung. Dan secara umum untuk mendorong pengembangan optimal dari organisme total.5.      Frame Internal ReferensiIni adalah bidang persepsi individu. Ini adalah cara dunia muncul dan sebuah makna yang melekat pada pengalaman dan melibatkan perasaaan. Dari titik orang memiliki pusat pandangan. Kerangka acuan internal memberikan pemahamana sepenuhnya tentang mengapa orang berperilaku seperti yang mereka lakukan. Hal ini harus di bedakan dari penilaian eksternal perilaku, sikap, dan kepribadian.6.      Konsep DiriIstilah – istilah mengacu pada gesalt, terorganisir konsisten, konseptual terdiri dari persepsi karakteristik “I” atau “saya” dan persepsi tentang hubungan dari “I” atau “Aku” kepada orang lain dan berbagai aspek kehidupan, bersama dengan nilai – nilai yang melekat pada persepsi ini. Menurut Gesalt kesadaran merupakan cairan dan proses perubahan.7.      SymbolizationIni adalah proses di mana individu menjadi sadar. Ada kecenderungan untuk menolak simbolisasi untuk pengalaman berbeda dengan konsep dirinya. Misalnya, orang – orang menganggap dirinya benar akan cenderung menolak simbolisasi tindakan berbohong. Pengalaman ambigu cenderung di lambangkan dengan cara yang konsisten dengan konsep diri. Seorang pembicara kurang percaya diri dapat di lambangkan khalayak diam sebagai terkesan, orang yang percaya diri dapat melambangkan sebuah kelompok yang penuh perhatian dan tertarik.8.      Penyesuaian Psikologis & Ketidakmampuan Menyesuaikan diriHal ini mengacu pada konsistensi, atau kurangnya konsistensi, antara pengalaman individu sensorik dan konsep diri. Sebuah konsep diri yang mencakup unsur – unsur kelemahan dan ketidaksempurnaan memfasilitasi simbolisasi dari pengalaman kegagalan. Kebutuhan untuk menolak atau mendistorsi pengalaman seperti tidak ada dan karena itu menumbuhkan kondisi penyesuaian psikologis.9.      Organismic Valuing ProcessIni adalah proses yang berkelanjutan di mana individu bebas bergantung pada bukti indra mereka sendiri untuk membuat penilaian. Hal ini yang berbeda dengan sistem fixed menilai intrijected di tandai dengan “kewajiban” dan “keharusan” dan juga dengan apa yang seharusnya benar / salah. Proses menilai organismic konsisten dengan hipotesis.10.  The Fully Functioning PersonRogers mendefinisikan mereka yang bergantung pada Organismic valuing process seperti Fully functioning person. Dapat mengalami semua perasaan mereka, ketakutan, memungkinkan kesadaran bergerak bebas di dalam pikiran mereka dan melalui pengalaman mereka.- Uunsur-unsur Terapi PERSON CENTERED THERAPY1.      Peran TerapisMenurut Rogers, peran terapis bersifat holistik, berakar pada cara mereka berada dan sikap – sikap mereka, tidak pada teknik – teknik yang di rancang agar klien melakukan sesuatu. Penelitian menunjukkan bahwa sikap – sikap terapislah yang memfasilitasi perubahan pada klien dan bukan pengetahuan, teori, atau teknik – teknik yang mereka miliki. Terapis menggunakan dirinya sendiri sebagai instrument perubahan. Fungsi mereka menciptakan iklim terapeutik yang membantu klien untuk tumbuh. Rogers, juga menulis tentang I-Thou. Terapis menyadari bahasa verbal dan nonverbal klien dan merefleksikannya kembali. Terapis dan klien tidak tahu kemana sesi akan terarah dan sasaran apa yang akan di capai. Terapis percaya bahwa klien akan mengembangkan agenda mengenai apa yang ingin di capainya. Terapis hanya fasilitator dan kesabaran adalah esensial.2.      Tujuan TerapisRogers berpendapat bahwa terapis tidak boleh memaksakan tujuan – tujuan atau nilai – nilai yang di milikinya pada pasien. Fokus dari terapi adalah pasien. Terapi adalah nondirektif, yakni pasien dan bukan terapis memimpin atau mengarahkan jalannya terapi. Terapis memantulkan perasaan – perasaan yang di ungkapkan oleh pasien untuk membantunya berhubungan dengan perasaan – perasaanya yang lebih dalam dan bagian – bagian dari dirinya yang tidak di akui karena tidak diterima oleh masyarakat. Terapis memantulkan kembali atau menguraikan dengan kata – kata pa yang di ungkapkan pasien tanpa memberi penilaian.-         Teknik-teknik PERSON CENTERED THERAPYUntuk terapis person – centered, kualitas hubungan terapis jauh lebih penting daripada teknik. Rogers, percaya bahwa ada tiga kondisi yang perlu dan sudah cukup terapi, yaitu :1. Empathy2. Positive Regard (acceptance)3. Congruence