Tugas ke 1 Softskill Kesehatan
Mental :
NAMA : LINTANG KUSUMA ASTITI
KELAS : 2PA15
NPM :
16514097
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT
- Aliran Psikoanalisa
Psikolanalisa
merupakan salah satu aliran besar dalam dunia psikologi, pencetus awalnya
adalah Sigmund Freud, berikut ini akan dijelaskan teori psikoanalisa dari
Sigmund Freud dan kemudian mengaitkannya dengan kepribadian yang sehat.
Psikoanalisa
adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya,
sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Freud pada
awalnya memang mengembangkan teorinya tentang struktur kepribadian dan
sebab-sebab gangguan jiwa dan dengan konsep teorinya yaitu perilaku dan pikiran
dengan mengatakan bahwa kebanyakan apa yang individu lakukan dan pikirkan hasil
dari keinginan atau dorongan yang mencari pemunculan dalam perilaku dan
pikiran.
Menurut
teori psikoanalisa, inti dari keinginan dorongan ini adalah bahwa mereka
bersembunyi dari kesadaran individual dan apabila dorongan – dorongan ini tidak
dapat disalurkan, dapat menyebabkan gangguan kepribadian dan juga mengganggu
kesehatan mental yang disebut psikoneurosis. Dengan kata lain, mereka tidak
disadari. Ini adalah ekspresi dari dorongan tidak sadar yang muncul dalam
perilaku dan pikiran. Istilah “motivasi yang tidak disadari” / ( unconscious
motivation ) menguraikan ide kunci dari psikoanalisa.
Dalam
teori psikoanalisanya freud menjelaskan tentang struktur kepribadian individu,
struktur kepribadian tersusuan atas 3 sistem pokok, yakni :
- Id
Id
merupakan aspek biologis yang strukturnya paling mendasar dari kepribadian. Id
juga merupakan sistem kepribadian yang asli, dimana id sebagai rahim tempat
berkembangan ego dan superego. Id berisikan segala sesuatu yang secara
psikologis ada sejak lahir dan merupakan reservoir energi psikis. Id
berhubungan erat dengan proses-proses jasmaniah darimana id mendapatkan
energinya. Id memiliki 2 proses yaitu proses primer dan tindakan refleksi. Id
terdiri dari dorongan – dorangan biologis seperti makan, sex dan agresifitas.
- Ego
Ego
merupakan aspek psikologis yang berkembang dari id yang struktur kepribadianya
mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku manusia. Ego timbul
karena kebutuhan – kebutuhan organisme memerlukan transaksi – transaksi yang
sesuai dengan dunia kenyataan objektif. Perbedaan pokok antara id dan ego
adalah id hanya mengenal kenyataan subjektif jiwa sedangkan ego membedakan
antara hal – hal yang terdapat dalam batin dan hal – hal yang terdapat dalam
dunia luar. Ego disebut juga sebagai eksekutif kepribadian karena ego
mengontrol pintu-pintu arah tindakan, memilih segi lingkungan kemana ia akan
membri respon dan memutuskan insting mana yang akan dipuaskan.
- Superego
Superego
merupakan aspek sosiologis yang merefleksikan nilai – nilai sosial dan menyadarkan
individu atas tuntutan moral. Gambaran kesadaran akan nilai-nilai dan moral
masyarakat yang ditanamkan oleh adat istiadat, agama, orangtua, guru, dan orang
lain kepada anak. Karena itu pada dasarnya superego adalah hati nurani
seseorang yang menilai benar atau salahnya tindakan seseorang. Itu berarti
superego mewakili nilai-nilai ideal dan selalu berorientasi pada kesempurnaan.
Freud
juga membagi aktivitas mental individu dalam beberapa tingkatan berdasarkan
sejauh mana individu menyadari gejala-gejala psikis yang timbul, yaitu :
- Tingkat Sadar Atau Kesadaran ( Conscious Level )
Pada
tingkat ini aktivitas mental dapat disadari setiap saat seperti berpikir,
persepsi, dan lain – lain.
- Tingkat Prasadar ( Preconscious Level )
Pada
tingkat ini aktivitas mental dan gejala-gejala psikis yang timbul bias disadari
hanya apabila individu memperhatikannya, misalnya memori,
pengetahuan-pengetahuan yang telah dipelajari, dan lain – lain.
- Tingkat Tidak Disadari ( Unconscious Level )
Pada
tingkat ini aktivitas mental dan gejala-gejala psikis tidak disadari oleh
individu. Gejala-gejala ini muncul misalnya dalam dorongan-dorongan immoral,
pengalaman-pengalaman yang memalukan, harapan-harapan yang irasional,
dorongan-dorongan seksual yang tidak sesuai dengan norma masyarakat, dan
lain-lain.
Meskipun
masing-masing bagian dari kepribadian total ini mempunyai fungsi, sifat,
komponen, prinsip kerja, dinamisme dan mekanismenya sendiri. Namun mereka
berinteraksi begitu erat satu sama lain sehingga sulit (tidak mungkin) untuk
memisah – misahkan pengaruhnya dan menilai sumbangan relatifnya terhadap
tingkah laku manusia. Tingkah laku hampir selalu merupakan produk dari
interaksi diantara ketiga sistem tersebut jarang salah satu sistem berjalan
terlepas dari kedua sistem lainnya.
Kepribadian
yang sehat menurut psikoanalisis :
- Menurut freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
- Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar.
- Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego.
- Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya.
- Dapat menyesuaikan keadaan ddengan berbagai dorongan dan keinginan.
- Aliran Behavioristik
Aliran
psikologi behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh
John B.Watson pada tahun 1913 yang berpendapat bahwa perilaku harus merupakan
unsur subjek tunggal psikologi. Behaviorisme merupakan aliran revolusioner,
kuat dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam.
Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme ( yang
menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan – laporan subjektif ) dan juga
psikoanalisis ( yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak ).
Behaviorisme
secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi
dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata.
Dengan demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam
elemen seperti yang dipercayai oleh strukturalisme. Berarti juga behaviorisme
sudah melangkah lebih jauh dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa
dan masih memfokuskan diri pada proses – proses mental. Behaviorisme ingin
menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja yang dapat diukur, dilukiskan, dan
diramalkan. Behaviorisme memandang pula bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya
manusia tidak membawa bakat apa – apa.
Manusia
akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan
sekitarnya. Lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia buruk, lingkungan
yang baik akan menghasilkan manusia baik. Kaum behavioris memusatkan dirinya
pada pendekatan ilmiah yang sungguh – sungguh objektif. Kaum behavioris
mencoret dari kamus ilmiah mereka, semua peristilahan yang bersifat subjektif,
seperti sensasi, persepsi, hasrat, tujuan, bahkan termasuk berpikir dan emosi,
sejauh kedua pengertian tersebut dirumuskan secara subjektif.
Fungsionalisme
Menjadi dasar bagi behaviorisme melalui pengaruhnya pada tokoh utama
behaviorisme, yaitu Watson. Watson adalah murid dari Angell dan menulis
disertasinya di University of Chicago. Dasar pemikiran Watson yang
memfokuskan diri lebih proses mental daripada elemen kesadaran, fokusnya
perilaku nyata dan pengembangan bidang psikologi pada
animal psychology dan child psychology adalah pengaruh dari
fungsionalisme. Meskipun demikian, Watson menunjukkan kritik tajam pada
fungsionalisme.
Aliran
behaviorisme memperlakukan manusia sebagai mesin, yaitu di dalam suatu sistem
kompleks yang bertigkah laku menurut cara – cara yang sesuai dengan hukum.
Dalam pandangan kaum behavioris, individu digambarkan sebagai suatu organisme
yang bersifat baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak
spontanitas, kegembiraan hidup, berkreativitas, seperti alat pengatur panas.
Aliran
behaviorisme mempunyai 3 ciri penting, yaitu :
- Menekankan pada respon – respon yang dikondisikan sebagai elemen dari perilaku.
- Menekankan pada perilaku yang dipelajari dari pada perilaku yang tidak dipelajari. Behaviorisme menolak kecenderungan pada perilaku yang bersifat bawaan.
- Memfokuskan pada perilaku binatang. Menurutnya, tidak ada perbedaan alami antara perilaku manusia dan perilaku binatang. Manusia dapat belajar banyak tentang perilakunya sendiri dari studi tentang apa yang dilakukan binatang. Menurut penganut aliran ini perilaku selalu dimulai dengan adanya rangsangan yaitu berupa stimulus dan diikuti oleh suatu reaksi beupa respon terhadap rangsangan itu.
Jadi
menurut Behaviorisme manusia dianggap memberikan respons secara pasif terhadap
stimulus-stimulus dari luar. Kepribadian manusia sebagai suatu sistem yang
bertingkah laku menurut cara yang sesuai peraturannya dan menganggap manusia
tidak memiliki sikap diri sendiri.
Kepribadian
yang sehat menurut behavioristik :
- Memberikan respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan lingkungannya.
- Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan sendiri.
- Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang objektif.
- Aliran Humanistik
Aliran
Humanistik merupakan kontribusi besar dari psikolog – psikolog terkenal seperti
Carl Rogers, Goldon Allport dan Abraham Maslow. Humanistik muncul sebagai
gerakan besar psikologi pada tahun 1950 – 1960-an. Humanistik menegaskan adanya
keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri.
Manusia mempunyai potensi di dalam dirinya untuk berkembang sehat dan kreatif.
Kreativitas adalah potensi semua orang yang tidak memerlukan bakat dan
kemampuan khusus.
Aliran
ini mengkritisi aliran Behaviorisme yang menekankan pada stimulasi tingkah laku
yang teramati. Menurut aliran Humanistik, pandangan Behaviorisme terlalu
menyederhankan dan melalaikan manusia dari pengalaman batinnya, tingkah lakunya
yang kompleks, nilai-nilai cinta kasih atau kepercayaan, juga potensi dan
aktualisasi diri. Humanistik sangat mementingkan self (diri) manusia
sebagai pemersatu yang menerangkan pengalaman – pengalaman subjektif
individual.
Aliran
Humanistik juga tidak menyetujui pandangan Psikoanalisis yang cenderung
pesimistik dan pandangan Behaviorisme yang cenderung memandang manusia sebagai
netral (tidak baik dan tidak jahat). Menurut aliran Humanistik, Psikoanalisis
dan Behaviorisme telah salah dalam memandang tingkah laku manusia, yaitu
sebagai tingkah laku yang ditentukan oleh kekuatan – kekuatan diluar
kekuasaanya (entah sadar entah tidak). Humanistik memandang manusia pada
hakikatnya adalah baik. Perbuatan – perbuatan manusia yang kejam dan mementingkan
diri sendiri dipandang sebagai tingkah laku patologik yang disebabkan oleh
penolakan dan frustasi dari sifat yang pada dasarnya baik tersebut. Seorang
manusia tidak dipandang sebagai mesin otomat yang pasif, tetapi sebagi peserta
aktif yang mempunyai kemerdekaan memilih untuk menentukan nasibnya sendiri dan
nasib orang lain. Aliran Humanistik memfokuskan diri pada kemampuan manusia
untuk berfikir secara sadar dan rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya
guna meraih potensi maksimal. Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan
perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan
perilaku mereka.
Menurut
aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan
potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan hanya mengandalakan
pengalaman – pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk
belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan
respon individu yang bersifat pasif.
Ciri
dari kepribadian sehat adalah mengatualisasikan diri, bukan respon pasif buatan
atau individu yang terimajinasikan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu.
Aktualisasi diri adalah mampu mengedepankan keunikan dalam pribadi setiap
individu, karena setiap individu memiliki hati nurani dan kognisi untuk
menimbang-nimbang segala sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Humanistik
menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk
menyatakan diri. Bagi ahli – ahli psikologi humanistik, manusia jauh lebih
banyak memiliki potensi. Manusia harus dapat mengatasi masa lampau, kodrat
biologis, dan ciri – ciri lingkungan. Manusia juga harus berkembang dan tumbuh
melampaui kekuatan-kekuatan negatif yang secara potensial menghambat.
Gambaran
ahli psikologi humanistik tentang kodrat manusia adalah optimis dan penuh
harapan. Mereka percaya terhadap kapasitas manusia untuk memperluas,
memperkaya, mengembangkan, dan memenuhi dirinya, untuk menjadi semuanya menurut
kemampuan yang ada. Aliran Humanistik juga memfokuskan diri pada kemampuan
manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional dalam mengendalikan hasrat
biologisnya guna meraih potensimaksimal. Manusia bertanggung jawab terhadap
hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah
sikap dan perilakunya.
Ada
empat ciri psikologi yang berorientasi Humanistik, yaitu:
- Memusatkan perhatian pada person mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.
- Member tekanan pada kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas, akutalisasi diri, sebagai lawan pandang tentang manusia yang mekanistis dan reduksionistis.
- Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah – masalah yang akan dipelajari dan prosedur – prosedur penelitian yang akan digunakan.
- Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu. Selain Maslow sebagai tokoh dalam Psikologi Humanistik, juga Carl Rogers, yang terkenal dengan client – centered therapy.
- Allport : Ciri-ciri Kepribadian yang Matang
Tujuh
kriteria kematangan ini merupakan pandangan-pandangan Allport tentang
sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat.
- Perluasan Perasaan Diri
Ketika
dia berkembang, maka diri itu meluas menjangkau banyak orang dan benda.
Mula-mula diri berpusat hanya pada individu. Kemudian ketika lingkaran
pengalaman bertumbuh maka diri bertambah luas meliputi nilai-nilai dan
cita-cita yang abstrak. Dengan kata lain, ketika orang menjadi matang,
dia mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri. Akan tetapi tidak cukup
hanya berinteraksi dengan sesuat ata seseorag di lar diri seperti pekerjaan.
Orang harus menjadi partisipan yang langsung dan penuh. Allport menamakan hal
ini “pasrtisipasi otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana.
Yang penting dari usaha manusia”. Orang harus meluaskan diri ke
dalamaktivitas.
Dalam
pandangan Allport, suatu aktivitas harus relevan dan penting bagi diri; harus
berarti sesuatu bagi orang itu. Pekerjaan itu menantang kemampuan-kemampuan
anda, karena dengan mengerjakan pekerjaan itu dengan sebaik-baiknya membuat
anda merasa enak. Semakin seseorang terlibat sepenuhnya dengan berbagai
aktivitas atau orang atau ide, maka semakin juga dia akan sehat secara
psikologis. Perasaan partisipasi otentik ini berlaku bagi pekerjaan kita,
hubungan dengan keluarga dan teman-teman, kegemaran dan keanggotaan kita dalam
politik dan agama. Diri menjadi tertanam dalam aktivitas yang penuh arti ini
dan aktivitas-aktivitas ini menjadi perluasan perasaan diri.
- Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang lain.
Allport
membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang-orang lain :
kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu.
Orang
yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap
orangtua, anak, partner, teman akrab. Apa yang dihasilkan oleh kapasitas untuk
keintiman ini adalah suatu perasaan perluasan diri yang berkembang baik. Orang
mengungkapkan partisipasi otentik dengan orang yang dicintai dan memperlihatkan
kesejahteraan individu sendiri. Syarat lain bagi kapasitas untuk keintiman
ialah suatu perasaan identitas diri yang berkembang dengan baik.
Perasaan
terharu, tipe kehangatan yang kedua adalah suatu pemahaman tentang kondisi
dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Orang yang sehat
memiliki kapasitas untuk memahami kesakitan-kesakitan, penderitaan-
penderitaan, ketakutan-ketakutan, dan kegagalan-kegagalan yang merupakan ciri
kehidupan manusia. Empati ini timbul melalui “perluasan imajinatif” dari
perasaan orang sendiri terhadap kemanusiaan pada umumnya.
Sebagai
hasil dari kapasitas untuk perasaan terharu, kepribadian yang matang sabar
tehadap tingkah laku orang-orang lain dan tidak mengadili atau menghukumnya.
Orang yang sehat menerima kelemahan-kelemahan manusia, dan mengetahui bahwa dia
memiliki kelemahan-kelemahan yang sama.
- Keamanan Emosional
Sifat
dari kepribadian yang sehat ini meliputi beberapa kualitas; kualitas utama
adalah penerimaan diri. Kepribadian-kepribadian yang sehat mampu menerima semua
segi dari ada mereka, termasuk kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan
tersebut.
Orang-orang
yang sehat mampu berusaha bekerja sebaik mungkin dan dalam proses mereka
berusaha memperbaiki diri mereka. Kepribadian-kepribadian yang sehat juga mampu
menerima emosi-emosi manusia dan bukan tawanan dari emosi-emosi itu.
Kepribadian-kepribadian
yang sehat mengontrol emosi-emosi mereka. Kontrol ini bukan merupakan represi
tetapi emosi-emosi diarahkan kembali ke dalam saluran-saluran yang lebih
konstruktif.
Kualitas
lain dari keamanan emosional ialah apa yang disebut Allport “sabar terhadap
kekecewaan”. Hal ini menunjukkan bagaimana seseorang bereaksi terhadap tekanan
dan terhadap hambatan dari kemauan-kemauan dan keinginan. Orang-orang yang
sehat sabar menghadapi kemunduran-kemunduran ini.
Orang-orang
yang matang tidak dapat begitu sabar terhadap kekecewaan, tidak dapat begitu
menerima diri, atau tidak dapat begitu banyak mengontrol emosi mereka, jika mereka
tidak merasakan suatu perasaan dasar akan keamanan.
- Persepsi Realistis
Orang-orang
yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Orang-orang yang sehat tidak
perlu percaya bahwa orang-orang lain atau situasi-situasi semuanya jahat atau
semuanya baik menurut suatu prasangka pribadi terhadap realitas. Mereka
menerima realitas sebagaimana adanya.
- Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugas
Allport
menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri sendiri di
dalamnya. Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukkan perkembangan
keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat tertentu suatu tingkat kemampuan dan
menggunakan keterampilan-keterampilan itu secara ikhlas, antusias, melibatkan
dan menempatkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan kita.
Tidak
mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis yang positif tanpa
melakukan pekerjaan yang penting dan melakukannya dengan dedikasi, komitmen,
dan keterampilan-keterampilan.
- Pemahaman Diri
Usaha
untuk mengetahui diri secara objektif mulai pada awal kehidupan dan tidak akan
pernah berhenti, tetapi ada kemungkinan mencapai suatu tingkat pemahaman diri
(self-objectification) tertentu yang berguna dalam setiap usia.
Pengenalan
diri yang memadai menuntut pemahaman tentang hubungan / perbedaan antara
gambaran tentang diri yang dimiliki seseorang dengan dirinya menurut keadaan
yang sesungguhnya.
Orang
yang memiliki suatu tingkat pemahaman diri (self-objectification) yang tinggi
atau wawasan diri tidak mungkin memproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya
yang negatif kepada orang-orang lain.
- Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang-orang
yang sehat melihat ke depan, didorong oleh tujuan-tujuan dan rencana-rencana
jangka panjang. Allport menyebut dorongan yang mempersatukan ini “arah”
(directness), dan lebih kelihatan pada kepribbadian-kepribadian yang sehat.
Arah itu membimbing semua segi kehidupanseseorang menuju sautu tujuan (atau
rangkaian tujuan) serta memberikan orang itu suatu alasan untuk hidup. Jadi,
bagi Allport rupanya mustahil memiliki suatu kepribadian yang sehat tanpa
aspirasi-aspirasi dan arah ke masa depan.
Mungkin
kerangka untuk tujuan-tujuan khususitu aadalah ide tentang nilai-nilai.
Allport menekankan bahwa nilai-nilai (bersama dengan tujuan-tujuan) adalah
sangat penting bagi perkembangan suatu filsafat hidup yang mempersatukan.
Suara
hati ikut juga berperan dalam suatu filsafat hidup yang mempersatukan.
Suara hati yang matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung jawab
kepada diri sendiri dan kepada orang-orang lain, dan mungkin berakar dalam nilai-nilai
agama atau nilai-nilai etis.
- Rogers : Perkembangan Kepribadian
- Motivasi Orang yang Sehat : Aktualisasi.
Rogers
menempatkan suatu dorongan – “satu satu kebutuhan fundamental” – dalam
sistemnya tentang kepribadian : memeliharakan, mengaktualisasikan, meningkatkan
semua segi individu. Kecenderungan ini dibawa sejak lahir dan meliputi
komponen-komponen pertumbuhan fisiologis dan psikologis, meskipun selama
tahunawal kehidupan, kecenderungan tersebut lebih terarah kepada segi-segi
fisiologis
Menurut
Rogers (1959), bayi mulai mengembangkan konsep diri yang samar saat sebagian
pengalaman mereka telah dipersonalisasikan dan dibedakan
dalam kesadaran pengalaman sebagai “aku” (“I”) atau “diriku” (“me”).
Saat
bayi telah membangun struktur diri yang mendasar, kecenderungan mereka untuk
aktualisasi mulai berkembang. Aktualisasi diri (self-actualization)
merupakan bagian dari kecenderungan aktualisasi sehingga tidak sama dengan
kecenderungan itu sendiri. Kecenderungan aktualisasi merujuk pada pengalaman
organisme dari individu; sehingga hal tersebut merujuk pada manusia secara
keseluruhan – kesadaran dan ketidaksadaran, fisiologis dan kognitif. Rogers
(1959) mengajukan dua subsistem, yaitu konsep diri (self-concept) dan diri
ideal (ideal self).
- Konsep Diri
Konsep
diri meliputi seluruh aspek dalam keberadaan dan pengalaman seseorang yang
disadari (walaupun selalu tidak akurat) oleh individu tersebut. Konsep diri
tidak identik dengan diri organismik.
- Diri Ideal
Subsistem
kedua dari diri adalah diri ideal, yang didefinisikan sebagai pandangann
seseorang atas diri sebagaimana yang diharapkannya. Diri ideal meliputi semua
atribut, biasanya yang positif, yang ingin dimiliki oleh seseorang. Perbedaan
yang besar antara diri ideal dan konsep diri mengindikasikaninkongruensi dan
merupakan kepribadian yag tidak sehat. Individu yang sehat secara psikologis,
melihat sedikit perbedaan antara konsep dirinya dengan ap yang mereka inginkan
secara ideal.
- Maslow : Hirarki Kebutuhan Individu
Kita
dapat berpikir tentang tingkat kebutuhan-kebutuhan diri Maslow
seperti suatu tangga; kita harus meletakkan kaki pada anak tangga pertama
sebelum anak tangga kedua, dan pada anak tangga kedua sebelum anak tangga
ketiga dan seterusnya. Dengan cara yang sama juga, kebutuhan yang paling rendah
dan paling kuat harus dipuaskan sebelum muncul kebutuhan tingkat kedua dan
seterusnya naik tingkat sampai muncul kebutuhan kelima dan yang paling tinggi –
aktualisasi-diri.
Jadi
prasyarat untuk mencapai aktualisasi-diri memuaskan empat kebutuhan yang berada
dalam tingkat lebih rendah: (1) kebutuhan-kebutuhan fisiologis, (2)
kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman, (3) kebutuhan-kebutuhan akan memiliki dan
cinta, (4) kebutuhan-kebutuhan akan penghargaan. Kebutuhan-kebutuhan ini harus
sekurang-kurangnya sebagiannya dipuaskan dalam urutan ini, sebelum timbul
kebutuhan akan aktualisasi-diri.
Menurut
Maslow psikologi harus lebih manusiawi, yaitu lebih memusatkan perhatiannya
pada masalah-masalah kemanusian. Ada empat ciri psikologi yang berorientasi
humanistik, yaitu:
- a) Memusatkan perhatian pada person yang mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.
- b) Memberi tekanan pada kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas, aktualisasi diri, sebagai lawan pandangan tentang manusia yang mekanistis dan reduksionis.
- c) Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan.
- d) Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu (Misiak dan Sexton, 1988). Selain Maslow sebagai tokoh dalam psikologi humanistik, juga Carl Rogers (1902-1987) yang terkenal dengan client-centered therapy (Walgito, B 2002 : 80).
- Erich Fromm : Ciri-ciri Kepribadian yang Sehat
Salah
satu ciri pribadi yang sehat menurut Fromm, yaitu adanya kemampuan untuk hidup
dalam masyarakat sosial. Masyarakat sangat berperan penting dalam pembentukan
kepribadian. Masyarakat yang menjadikan seseorang berkepribadian sehat adalah
masyarakat yang hubungan sosialnya sangat manusiawi.
Ada
lima watak sosial dalam masyarakat, yaitu :
- Penerimaan ( receptive )
- Penimbunan ( hoarding )
- Penjualan/pemasaran ( marketing )
- Penghisapan/pemerasan ( exploitative )
- Produktif ( productive )
Dari
kelima watak sosial ini yang benar – benar tepat dan sehat hanyalah watak
produktif karena watak produktif didorong oleh cinta dan akal budi dan dapat
membantu perkembangan dan pertumbuhan pribadi dan masyarakat.
Masyarakat
yang baik itu perlu ditopang dengan cinta. Oleh karena itu, Fromm menyebutkan 5
tipe yang berbeda tentang cinta, yaitu :
- Cinta persaudaraan
- Cinta keibuan
- Cinta erotik
- Cinta diri
- Cinta illahi
Menurut
Fromm, pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu hidup hidup di masyarakat
sosial yang ditandai dengan hubungan – hubungan yang manusiawi, diwarnai oleh
solidaritas penuh cinta dan saling tidak merusak atau menyingkirkan. Dengan
demikian, menurut Fromm, orang yang berkepribadian sehat memiliki ciri – ciri
sebagai berikut :
- Mampu mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial di dalam
masyarakat
- Mampu mencintai dan dicintai
- Mampu mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan tsb
- Mampu hidup bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat
- Mampu menjaga jarak antar dirinya dengan masyarakat tanpa merusaknya
- Memiliki watak sosial yang produktif
Sumber
:
Semiun,
Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta : Kanisius
Riyanto,
Theo. 2006. Jadikan Dirimu Bahagia. Yogyakarta : Kanisius
Basuki,Heru.
2008. Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma
Schultz,
Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan Model-model Kapribadian Sehat.
Yogyakarta
: Kanisius
Feist,
Jess dan Gregory J. Feist. 2011. Teori Kepribadian Buku 2 Ed. 7
(2nd book
Semiun,
Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta : Kanisius
Theories
of Personality 7th). Jakarta : Salemba Humanika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar