Produk Kreatif Perempuan Indonesia Mampu Bersaing di MEA 2015
JAKARTA - Indonesia tengah gencar menggalakkan ekonomi
kreatif sebagai salah satu pondasi ekonomi nasional. Bagi kaum perempuan
Indonesia, ini adalah peluang strategis untuk semakin berperan dalam kancah
perekonomian, tidak hanya untuk lingkup nasional tetapi juga dalam menghadapi
globalisasi atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.
“Tentunya produk kreatif dari perempuan ini
menjadi nawacipta kaninet kerja. Kita sadari Indonesia memang kaya kreatifitas
yang menjadi peluang kita untuk mengembangkan ketahanan sosial dalam menghadapi
globalisasi dan MEA 2015,” ucap Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah
Puspayoga saat pembukaan Katumbiri Expo 2014 di Jakarta Convention Center,
Jakarta, Rabu (10/12).
Ia menambahkan, Katumbiri ini juga menunjukan
peran kaum perempuan untuk membangun perekonomian nasional. Dirinya menilai
Katumbiri dapat memberikan gambaran manusia Indonesia dalam nalarnya untuk
terus berkaya guna mendapat nilai tambah. “Melalui pameran ini potensi
perempuan sangat luar biasa dan dapat bersaing di dunia global.
Saya mengapresiasi Kementerian Pemeberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (PP-PA) dalam mendorong budaya dan kreatifitas
perempuan,” ujar Puspayogo. Sementera itu, Menteri PP dan PA Yohana Susana
Yembise yang diwakili Sekretaris Menteri Sri Danti Anwar menambahkan, upaya
mengenalkan dan menyampaikan informasi mengenai kesetaraan gender tidak harus
disampaikan secara formil.
Sarana pameran bisa menjadi salah satu
alternatif yang baik dalam menyampaikan informasi mengenai kesetaraan gender, dan
hal-hal yang terkait dengannya. “Hal itulah yang tergambar dalam Katumbiri Expo
2014 sebagai salah satu rangkaian dari Peringatan Hari Ibu ke-86 Tahun 2014,”
ungkap dia.
Menurutnya, Katumbiri Expo 2014 yang
berlangung pada tanggal 10-14 Desember 2014 ini bertujuan untuk menggambarkan
kesetaraan antara perempuan dan laki-laki, mewujudkan upaya kemandirian dan
kepribadian bangsa Indonesia sekaligus membangun serta mengembangkan jejaring
kerja di berbagai kegiatan ekonomi kreatif berbasis warisan budaya, kearifan
lokal dan kekayaan intelektual Indonesia.
“Event pameran ini menampilkan karya kreatif
dari perempuan dan laki-laki asal pelosok Nusantara, sebagai bagian untuk
memotret upaya mewujudkan antara perempuan dan laki-laki, khususnya di bidang
ekonomi,” kata Danti. Pameran ini diikuti oleh para pengrajin, pemerhati,
pengusaha, akademisi, dan lembaga keuangan yang dapat menunjukkan berbagai
produk dari industri rumahan yang berkualitas untuk menjadi unggulan dan
memiliki potensi ekspor.
Selain tiu, pameran ini diharapkan juga
menjadi pembuka akses bagi perempuan kreatif untuk mendapatkan berbagai
informasi, perkembangan pasar dan ikut berperan dalam pembangunan. “Pameran
juga menjadi ajang peningkatan jejaring dan kreativitas para perempuan pelaku
usaha di seluruh pelosok tanah air,” jelas Danti.
1.
Anak laki-laki
menunjukan kreativitas yang lebih besar daripada anak perempuan terutama
setelah berlalunya masa anak-anak?
JAWABAN:
Ya,anak laki-laki lebih
kreatif dari anak perempuan, karena biasanya dalam sebuah peristiwa atau
kondisi tertentu misalnya dalam sebuah permasalahan atau permainan anak
laki-laki mayoritas lebih aktif dari anak perempuan, walaupun anak perempuan
ada yang lebih kreatif lebih dominan anak laki-laki. Dalam menghadapi sesuatu
yang mendesak biasanya anak perempuan lebih mudah panik dari anak laki-laki
sehingga anak laki-laki lebih cepat menemukan solusi untuk masalah tersebut.
KREATIVITAS
Kreativitas = kebutuhan akan
perwujudan diri. Pada dasarnya setiap orang dilahirkan di dunia dengan
memiliki potensi kreatif. Kreativitas dpt diidentifikasi dan dipupuk melalui
pendidikan yang tepat kreativitas diperoleh dari pengetahuan atau
pengalaman hidup. Pengetahuan yang selama ini diperoleh.
DEFINISI OPERASIONAL KREATIVITAS
“Kemampuan
yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan originalitas dalam
berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkayam
memperinci) suatu gagasan”. (Munandar 2009).
Kreativitas
adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru, atau
hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada. Dari sudut pandang
keilmuan, hasil dari pemikiran kreatif (kadang disebut dengan pikiran divergen)
biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan. Sebagai alternatif,
konsepsi sehari-hari dari kreativitas adalah tindakan membuat sesuatu yang baru
.
Clark
berdasarkan hasil berbagai penelitian tentang
spesialisasi belahan otak,mengemukakan : “Kretivitas merupakan ekspresi
tertinggi keterbakatan dan sifatnya terintegrasikan, yaitu sintesa dari semua
fungsi dasar manusia yaitu : berfikir, merasa, menginderakan dan intuisi (basic
function of thingking, feelings, sensing and intuiting)” (Jung 1961, Clark
1986).
a. Teori Freud
Freud menjelaskan
proses kretif dari mekanisme pertahanan (defence mechanism). Freud percaya
bahwa meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif, mekanisme
sublimasi justru merupakan penyebab utama kreativitas karena kebutuhan
seksual tidak dapat dipenuhi, maka terjadi sublimasi dan merupakan awal
imajinasi.
b.Teori Ernest Kris
Ernest Kris (1900-1957) menekankan bahwa mekanisme pertahanan
regresi seiring memunculkan tindakan kreatif.Orang yang kreatif menurut teori
ini adalah mereka yang paling mampu “memanggil” bahan dari alam pikiran tidak
sadar.Seorang yang kreatif tidak mengalami hambatan untuk bisa “seperti anak” dalam
pemikirannya. Mereka dapat
mempertahankan “sikap bermain”
mengenai masala-masalah serius dalam kehidupannya. Dengan demikian mereka mampu
malihat masalah-masalah dengan cara yang segar dan inovatif, mereka melakukan
regresi demi bertahannya ego (Regression in The Survive of The Ego)
c. Teori Carl Jung
Carl
Jung (1875-1967) percaya bahwa alam ketidaksadaran (ketidaksadaran kolektif)
memainkan peranan yang amat penting dalam pemunculan kreativitas tingkat
tinggi. Dari ketidaksadaran kolektif ini timbil penemuan, teori, seni dan
karya-karya baru lainnya.
a. Teori Maslow
Abraham Maslow (1908-1970)
berpendapat manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai
kebutuhan.
Kebutuhan tersebut adalah:
1. Kebutuhan fisik/biologis
2. Kebutuhan akan rasa aman
3. Kebutuhan akan rasa dimiliki (sense of belonging)
dan cinta
4. Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri
5. Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri
Kebutuhan-kebutuhan tersebut
mempunyai urutan hierarki. Keempat
Kebutuhan pertama disebut kebutuhan “deficiency”. Kedua Kebutuhan berikutnya (aktualisasi diri dan estetik
atau transendentasi) disebut kebutuhan “being”. Proses perwujudan diri erat
kaitannya dengan kreativitas. Bila
bebas dari neurosis, orang yang mewujudkan dirinya mampu memusatkan
dirinya pada yang hakiki. Mereka
mencapai “peak experience” saat mendapat kilasan ilham (flash of
insight).
b. Teori Rogers
Carl Rogers (1902-1987) tiga
kondisi internal dari pribadi yang kreatif, yaitu:
1.
Keterbukaan terhadap
pengalaman
2.
Kemampuan untuk
menilai situasi patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation)
3.
Kemampuan untuk
bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.
Teori Cziksentmihalyi
Ciri pertama yang memudahkan
tumbuhnya kreativitas adalah Predisposisi genetis (genetic predispotition). Contoh seorang yang system sensorisnya peka terhadap
warna lebih mudah menjadi pelukis, peka terhadap nada lebih mudah menjadi
pemusik.
- Minat pada usia dini pada ranah tertentu
Minat
menyebabkan seseorang terlibat secara mendalam terhadap ranah tertentu,
sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan kreativitas.
- Akses terhadap suatu bidang
Adanya
sarana dan prasarana serta adanya pembina/mentor dalam bidang yang
diminati sangat membantu pengembangan
bakat.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar