Selasa, 17 Maret 2015

Tugas pertemuan pertama softskill (KREATIVITAS)


Produk Kreatif Perempuan Indonesia Mampu Bersaing di MEA 2015

JAKARTA - Indonesia tengah gencar menggalakkan ekonomi kreatif sebagai salah satu pondasi ekonomi nasional. Bagi kaum perempuan Indonesia, ini adalah peluang strategis untuk semakin berperan dalam kancah perekonomian, tidak hanya untuk lingkup nasional tetapi juga dalam menghadapi globalisasi atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.
“Tentunya produk kreatif dari perempuan ini menjadi nawacipta kaninet kerja. Kita sadari Indonesia memang kaya kreatifitas yang menjadi peluang kita untuk mengembangkan ketahanan sosial dalam menghadapi globalisasi dan MEA 2015,” ucap Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga saat pembukaan Katumbiri Expo 2014 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (10/12).
Ia menambahkan, Katumbiri ini juga menunjukan peran kaum perempuan untuk membangun perekonomian nasional. Dirinya menilai Katumbiri dapat memberikan gambaran manusia Indonesia dalam nalarnya untuk terus berkaya guna mendapat nilai tambah. “Melalui pameran ini potensi perempuan sangat luar biasa dan dapat bersaing di dunia global.
Saya mengapresiasi Kementerian Pemeberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP-PA) dalam mendorong budaya dan kreatifitas perempuan,” ujar Puspayogo. Sementera itu, Menteri PP dan PA Yohana Susana Yembise yang diwakili Sekretaris Menteri Sri Danti Anwar menambahkan, upaya mengenalkan dan menyampaikan informasi mengenai kesetaraan gender tidak harus disampaikan secara formil.
Sarana pameran bisa menjadi salah satu alternatif yang baik dalam menyampaikan informasi mengenai kesetaraan gender, dan hal-hal yang terkait dengannya. “Hal itulah yang tergambar dalam Katumbiri Expo 2014 sebagai salah satu rangkaian dari Peringatan Hari Ibu ke-86 Tahun 2014,” ungkap dia.
Menurutnya, Katumbiri Expo 2014 yang berlangung pada tanggal 10-14 Desember 2014 ini bertujuan untuk menggambarkan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki, mewujudkan upaya kemandirian dan kepribadian bangsa Indonesia sekaligus membangun serta mengembangkan jejaring kerja di berbagai kegiatan ekonomi kreatif berbasis warisan budaya, kearifan lokal dan kekayaan intelektual Indonesia.
“Event pameran ini menampilkan karya kreatif dari perempuan dan laki-laki asal pelosok Nusantara, sebagai bagian untuk memotret upaya mewujudkan antara perempuan dan laki-laki, khususnya di bidang ekonomi,” kata Danti. Pameran ini diikuti oleh para pengrajin, pemerhati, pengusaha, akademisi, dan lembaga keuangan yang dapat menunjukkan berbagai produk dari industri rumahan yang berkualitas untuk menjadi unggulan dan memiliki potensi ekspor.
Selain tiu, pameran ini diharapkan juga menjadi pembuka akses bagi perempuan kreatif untuk mendapatkan berbagai informasi, perkembangan pasar dan ikut berperan dalam pembangunan. “Pameran juga menjadi ajang peningkatan jejaring dan kreativitas para perempuan pelaku usaha di seluruh pelosok tanah air,” jelas Danti.




1.      Anak laki-laki menunjukan kreativitas yang lebih besar daripada anak perempuan terutama setelah berlalunya masa anak-anak?
JAWABAN:
Ya,anak laki-laki lebih kreatif dari anak perempuan, karena biasanya dalam sebuah peristiwa atau kondisi tertentu misalnya dalam sebuah permasalahan atau permainan anak laki-laki mayoritas lebih aktif dari anak perempuan, walaupun anak perempuan ada yang lebih kreatif lebih dominan anak laki-laki. Dalam menghadapi sesuatu yang mendesak biasanya anak perempuan lebih mudah panik dari anak laki-laki sehingga anak laki-laki lebih cepat menemukan solusi untuk masalah tersebut.


















KREATIVITAS

Kreativitas = kebutuhan akan perwujudan diri. Pada dasarnya setiap orang dilahirkan di dunia dengan memiliki potensi kreatif. Kreativitas dpt diidentifikasi dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat kreativitas diperoleh dari pengetahuan atau pengalaman hidup. Pengetahuan yang selama ini diperoleh.

DEFINISI OPERASIONAL KREATIVITAS

“Kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan originalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkayam memperinci) suatu gagasan”. (Munandar 2009).
Kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada. Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran kreatif (kadang disebut dengan pikiran divergen) biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan. Sebagai alternatif, konsepsi sehari-hari dari kreativitas adalah tindakan membuat sesuatu yang baru .

Clark
berdasarkan hasil berbagai penelitian tentang spesialisasi belahan otak,mengemukakan : “Kretivitas merupakan ekspresi tertinggi keterbakatan dan sifatnya terintegrasikan, yaitu sintesa dari semua fungsi dasar manusia yaitu : berfikir, merasa, menginderakan dan intuisi (basic function of thingking, feelings, sensing and intuiting)” (Jung 1961, Clark 1986).

a. Teori Freud

Freud menjelaskan proses kretif dari mekanisme pertahanan (defence mechanism). Freud percaya bahwa meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif, mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab utama kreativitas karena kebutuhan seksual tidak dapat dipenuhi, maka terjadi sublimasi dan merupakan awal imajinasi.

b.Teori Ernest Kris
Ernest Kris (1900-1957) menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi seiring memunculkan tindakan kreatif.Orang yang kreatif menurut teori ini adalah mereka yang paling mampu “memanggil” bahan dari alam pikiran tidak sadar.Seorang yang kreatif tidak mengalami hambatan untuk bisa “seperti anak” dalam pemikirannya. Mereka dapat  mempertahankan  “sikap bermain” mengenai masala-masalah serius dalam kehidupannya. Dengan demikian mereka mampu malihat masalah-masalah dengan cara yang segar dan inovatif, mereka melakukan regresi demi bertahannya ego (Regression in The Survive of The Ego)
c. Teori Carl Jung

Carl Jung (1875-1967) percaya bahwa alam ketidaksadaran (ketidaksadaran kolektif) memainkan peranan yang amat penting dalam pemunculan kreativitas tingkat tinggi. Dari ketidaksadaran kolektif ini timbil penemuan, teori, seni dan karya-karya baru lainnya.

a. Teori Maslow
Abraham Maslow (1908-1970) berpendapat manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan.
Kebutuhan tersebut adalah:
1.      Kebutuhan fisik/biologis
2.      Kebutuhan akan rasa aman
3.      Kebutuhan akan rasa dimiliki (sense of belonging) dan cinta
4.      Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri
5.      Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri
Kebutuhan-kebutuhan tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat Kebutuhan pertama disebut kebutuhan “deficiency”. Kedua Kebutuhan berikutnya (aktualisasi diri dan estetik atau transendentasi) disebut kebutuhan “being”. Proses perwujudan diri erat kaitannya dengan kreativitas. Bila  bebas dari neurosis, orang yang mewujudkan dirinya mampu memusatkan dirinya pada yang hakiki. Mereka mencapai “peak experience” saat mendapat kilasan ilham (flash of insight).

b. Teori Rogers
Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi internal dari pribadi yang kreatif, yaitu:
1.      Keterbukaan terhadap pengalaman
2.      Kemampuan untuk menilai situasi patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation)
3.      Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.

Teori Cziksentmihalyi
Ciri pertama yang memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah Predisposisi genetis (genetic predispotition). Contoh seorang yang system sensorisnya peka terhadap warna lebih mudah menjadi pelukis, peka terhadap nada lebih mudah menjadi pemusik.
 - Minat pada usia dini pada ranah tertentu
Minat menyebabkan seseorang terlibat secara mendalam terhadap ranah tertentu, sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan kreativitas.
- Akses terhadap suatu bidang
Adanya sarana dan prasarana serta adanya pembina/mentor dalam bidang yang diminati   sangat membantu pengembangan bakat.







DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar